Normalnya, sel kerucut (cone) di retina
mata mempunyai spektrum terhadap tiga warna dasar, yaitu merah, hijau
dan biru. Pada orang yang mempunyai sel-sel kerucut yang sensitif untuk
tiga jenis warna ini, maka ia dikatakan normal. Pada orang tertentu,
mungkin hanya ada dua atau bahkan satu atau tidak ada sel kerucut yang
sensitif terhadap warna-warna tersebut. Pada kasus ini orang disebut
buta warna. Jadi buta warna biasanya menyangkut warna merah, biru atau
hijau.
Buta warna umumnya diturunkan. Ada juga yang didapat misalnya pada penyakit di retina atau akibat keracunan. Sifat penurunannya bersifat X linked recessive. Ini berarti, diturunkan lewat kromosom X. Pada laki laki, karena kromosom X nya cuma satu, maka kelainan pada satu kromosom X ini sudah dapat mengakibatkan buta warna. Sebaliknya pada perempuan, karena mempunyai 2 kromosom X, maka untuk dapat timbul buta warna harus ada kelainan pada kedua kromosom X, yaitu dari kedua orangtuanya. Hal ini menjelaskan bahwa buta warna hampir selalu ditemukan pada laki-laki, sedangkan perempuan berfungsi sebagai karier (pembawa sifat, tapi tidak terkena).
Gambar di samping bukan gambar kue. Dalam waktu tiga detik, coba lihat
angka berapa yang ada di dalam lingkaran yang berbentuk seperti pie atau
kue tart di samping ini. Jika kamu mengatakan 42 ! Yah, benar di dalam
lingkaran hijau di samping ini terdapat angka 42. Nah, jika kita masih
bisa melihat bahwa di dalam lingkaran ini terdapat angka 42 maka
kemungkinan besar (masih mungkin) bisa dikatakan kita tidak mengidap
kelainan Buta Warna (Color Blind). Gambar di samping merupakan salah
satu gambar dari sekitar 40an gambar yang sering kali dijadikan sebagai
instrumen penguji apakah kita termasuk buta warna atau tidak. Satu set
uji yang terkenal untuk pengujian buta warna adalah “Ishihara”. Tes
untuk uji buta warna dengan set uji ini dikatakan telah dapat
mengindikasi apakah kita tergolong buta warna total atau buta warna
partial.Buta warna umumnya diturunkan. Ada juga yang didapat misalnya pada penyakit di retina atau akibat keracunan. Sifat penurunannya bersifat X linked recessive. Ini berarti, diturunkan lewat kromosom X. Pada laki laki, karena kromosom X nya cuma satu, maka kelainan pada satu kromosom X ini sudah dapat mengakibatkan buta warna. Sebaliknya pada perempuan, karena mempunyai 2 kromosom X, maka untuk dapat timbul buta warna harus ada kelainan pada kedua kromosom X, yaitu dari kedua orangtuanya. Hal ini menjelaskan bahwa buta warna hampir selalu ditemukan pada laki-laki, sedangkan perempuan berfungsi sebagai karier (pembawa sifat, tapi tidak terkena).
Sekilas mengenai buta warna
Menurut sumber dari wikipedia, pada retina manusia normal terdapat dua jenis sel yang sensitif terhadap cahaya. Ada sel batang (rod cell) yang aktif pada cahaya rendah, kemudian ada sel kerucut (cone cell) yang aktif pada cahaya yang intensitasnya tinggi (terang). Singkat kata, sel kerucut inilah yang membuat kita dapat melihat warna-warna, membedakan warna. Menurut sumber dari wikipedia, penyakit buta warna ada yang didapat karena faktor keturunan, atau karena memang kita mengalami kelainan pada retina, saraf2 optik dan mungkin ada gangguan pada otak.
Persepsi yang salah pada masyarakat mengenai penyakit buta warna adalah, bahwa buta warna sama sekali tidak bisa melihat warna, yang ada hanyalah warna hitam putih. Persepsi ini tidak benar karena tipe buta warna yang hanya dapat melihat warna hitam dan putih adalah satu tipe dari buta warna, masih ada tipe penyakit buta warna lainnya.
Seperti penyakit buta warna yang hanya dapat melihat varian warna dari percampuran Merah dan Kuning saja (dichromatic), ada yang tidak dapat membedakan warna ketika banyak warna dicampurkan, ada yang tidak dapat membedakan gradasi warna. Dampak buruk dari penyakit buta warna ini kebanyakan dirasakan saat akan melamar kerja, masuk ke suatu program studi yang memang intensif dengan warna seperti :bidang kimia, teknik, angkatan bersenjata, dokter, arsitektur.
Bagaimana buta warna bisa terjadi? Untuk memahami penyebab terjadinya buta warna, kita perlu mengetahui bagian dari mata itu sendiri. Pada bagian tengah retina, terdapat photoreceptor atau cone (seperti kantung) yang memungkinkan kita untuk bisa membedakan warna. Photoreceptor ini terdiri dari tiga pigmen warna ; yaitu merah, hijau dan biru. Gangguan persepsi terhadap warna terjadi apabila satu atau lebih dari pigmen tersebut tidak ada atau sangat kurang. Mereka dengan persepsi warna normal disebut Trichromats. Mereka yang mengalami defisiensi salah satu pigmen warna disebut dengan Anomalous Trichromats. Type ini adalah yang paling sering ditemukan. Sedangkan mereka yang sama sekali tidak memiliki salah satu dari pigmen warna itu disebut drichromat.
Apa tanda-tandanya seseorang mengalami buta warna? Tanda seorang mengalami buta warna tergandung pada beberapa factor; apakah kondisinya disebabkan factor genetik, penyakit, dan tingkat buta warnanya; sebagian atau total. Gejala umumnya adalah kesulitan membedakan warna merah dan hijau (yang paling sering terjadi), atau kesulitan membedakan warna biru dan hijau (jarang ditemukan).Gejala untuk kasus yang lebih serius berupa; objek terlihat dalam bentuk bayangan abu-abu (kondisi ini sangat jarang ditemukan), dan penglihatan berkurang.
Bagaimana mendeteksinya? Gangguan persepsi warna dapat dideteksi dengan menggunakan table warna khusus yang disebut dengan Ishuhara Test Plate. Pada setiap gambar terdapat angka yang dibentuk dari titik-titik berwarna. Gambar digantung di bawah pencahayaan yang baik dan pasien diminta untuk mengidentifikasi angka yang ada pada gambar tersebut. Ketika pada tahap ini ditemukan adanya kelainan, test yang lebih detail laggi akan diberikan.
Apakah buta warna bisa disembuhkan? Tidak ada pengobatan atau tindakan yang dapat dilakukan untuk mengobati masalah gangguan persepsi warna. Namun penderita buta warna ringan dapat belajar mengasosiasikan warna dengan objek tertentu.
Buta warna adalah suatu kondisi ketika sel-sel retina tidak mampu merespon warna dengan semestinya.
Sel-sel kerucut di dalam retina mata mengalami pelemahan atau kerusakan permanen. A. Klasifikasi buta warna : 1. Trikromasi
Yaitu mata mengalami perubahan tingkat sensitivitas warna dari satu atau lebih sel kerucut pada retina. Jenis buta warna inilah yang sering dialami oleh orang-orang. Ada tiga klasifikasi turunan pada trikomasi:
- Protanomali, seorang buta warna lemah mengenal merah
- Deuteromali, warna hijau akan sulit dikenali oleh penderita
- Trinomali (low blue), kondisi di mana warna biru sulit dikenali penderita.
Yaitu keadaan ketika satu dari tiga sel kerucut tidak ada. Ada tiga klasifikasi turunan:
Protanopia, sel kerucut warna merah tidak ada sehingga tingkat kecerahan warna merah atau perpaduannya kurang
- Deuteranopia, retina tidak memiliki sel kerucut yang peka terhadap warna hijau
- Tritanopia, sel kerucut warna biru tidak ditemukan.
Monokromasi sebenarnya sering dianggap sebagai buta warna oleh orang umum. Kondisi ini ditandai dengan retina mata mengalami kerusakan total dalam merespon warna. Hanya warna hitam dan putih yang mampu diterima retina.
B. Penyebab Buta Warna
Buta warna adalah kondisi yang diturunkan secara genetik. Dibawa oleh kromosom X pada perempuan, buta warna diturunkan kepada anak-anaknya. Ketika seseorang mengalami buta warna, mata mereka tidak mampu menghasilkan keseluruhan pigmen yang dibutuhkan untuk mata berfungsi dengan normal
sumber: http://puskesmassimpangempat.wordpress.com/2009/10/16/kumpulan-artikel-mengenai-buta-warna/
pertamax, nice info
BalasHapusTerimakasih kakak infonya sangat membantu :)
BalasHapusternyata begitu ya.. makasih atas infonya ;D
BalasHapus